Struktur, Kategori, dan Fungsi Pertanyaan Tradisional di Nagari Tandikat Kabupaten Padang Pariaman
DOI:
https://doi.org/10.24036/jpers.v1i2.61Keywords:
traditional question, oral folklore, MinangkabauAbstract
The purupose of this research is to describe the structure categories and function of traditional questions in Nagari Tandikat Kabupaten Padang Pariaman as well as an effort to documentation traditional questions so they are forgotten. The technique used for data collection is divided into three, namely: (1) develop interview guidelines for informants, (2) conducting direct interviews with informants using realme c15 cellphones in the form of voice recordings, used to obtain data on traditional questions, (3) library studies, are used to obtain references that can support research. This research method uses the descriptive method. While the data analysis method uses descriptive analysis method. This research yielded several findings, namely traditional questions have two structures: questions and answers, based on the 11 categories traditional questions five categories of traditional questions were found, in addition traditional questions serve to test one’s intelligence and as entertainment.
References
Alfanani, R. J. (2017). Studi Komparasi Emik dan Etik Masyarakat Terhadap Menjamurnya Tayangan Drama Asing di Indonesia: Kajian Antropologi Kontemporer. ELIC, 669-674.
Amir, A. (2013). Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET.
Armayunita, W. Hayati, Y. & Nasution, M. I. (2017). “Teka-teki Masyarakat di Nagari III Koto Aur Malintang Timur Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman”. Jurnal Bahasa dan Sastra, 5(1): 115-125.
Danandjaya, J. (1991). Folklor Indonesia (Ilmu Gosip, Dongeng dll). Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Daulay, I R. (2015). “Nilai-nilai Edukatif dalam Lirik Nyanyian Onang-onang Pada Acara Pernikahan Suku Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan”. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2): 141-152.
Endaswara, S. (2013). Folklor Nusantara (Hakikat, Bentuk, dan Fungsi). Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Hasanuddin WS. (2015). “Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Kepercayaan Rakyat Ungkapan Larangan tentang Kehamilan, Masa Bayi, dan Kanak-Kanak Masyarakat Minangkabau Wilayah Adat Luhak Nan Tigo”. Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1(2): 198-204.
Moleong, L J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Naumi, N., Putra, Y. S., & Meigalia, E. (2019). Teka-Teki Minangkabau: Dokumentasi dan Klasifikasi. Jurnal Elektronik WACANA ETNIK, 8(2).
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurhasanah. (2020).Struktur, Kategori dan Fungsi Teka-teki Kuling-kuling Atca pada Masyarakat Desa Aek Nangali Kecamatan Batang Natal Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Prasanti, D. (2018). “Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan dalam Pencarian Informasi Kesehatan”. Jurnal Lontar: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1): 13-21.
Rakhmatullah, V N. (2019). “Eksistensi Folklor Sumbawa di Era Digital (Keberadaan Folklor dalam Masyarakat Sumbawa Khususnya Anak-Anak Sekolah Dasar Tingkat Pertama di Kota Sumbawa Besar). Jurnal Tambora, 3(1): 60-63.
Rudito, dkk. (2009). Folklor Transmisi Nilai Budaya. Jakarta: ICSB.
Safitri, D W. (2021). Struktur, Kategori dan Fungsi Sosial Pertanyaan Tradisional Manakok-Nakok Pada Masyarakat Kampung Kapencong Kanagarian Koto Berapak Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. R & D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, H. G. (1980). Hutinta Ni Simalungun (Teka-teki Simalungun). Jakarta. Balai Pustaka.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
